Menikmati akhir pekan dengan berlibur ke obyek
wisata merupakan impian bagi setiap warga yang ingin melepaskan penat akibat
menumpuknya pekerjaan. Salah satunya adalah berkunjung ke obyek wisata Malino,
Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Malino yang berada
di ketinggian 1.000 mdpl merupakan obyek wisata yang sudah melegenda sejak
zaman kerajaan hingga zaman kolonial Belanda. Suasana dingin menusuk tubuh
menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Melewati Sungguminasa, ibu kota Kabupaten Gowa kita akan
disuguhkan indahnya Waduk Bilibili yang merupakan penyuplai air utama bagi
petani di seluruh petani di Kabupaten Gowa maupun Kabupaten Takalar. Melewati
Waduk Bilibi wisatawan akan disuguhkan pemandangan pegunungan yang menjulang
tinggi. Akses jalan menyusuri Sungai Jeneberang yang merupakan sungai
terpanjang di Sulawesi cukup memberi daya tarik tersendiri. Jalan menikung
dengan jurang di kanan jalan sangat memicu andrenalin para pengunjung.
Sayangnya, akses jalan ini mengalami kerusakan
cukup parah karena setiap hari dilalui ratusan truk bertonase melebihi
kapasitas yang mengambil material bangunan di Sungai Jeneberang untuk menyuplai
keburuhan properti di Makassar dan wilayah sekitarnya.
Suasana sejuk mulai terasa saat berada di Desa
Pangngajian yang berjarak 15 kilometer dari Malino. Hutan pinus dan jajaran
vila merupakan pemandangan pertama saat memasuki gerbang selamat datang.
Setelah tiba pengunjung disuguhkan beberapa pilihan obyek wisata. Salah satunya
obyek wisata hutan pinus dan kebun teh. Sebelum
ke hutan pinus, umumnya warga menyempatkan diri mampir ke pasar tradisional
Malino yang menyediakan beragam buah-buahan dan kuliner produk lokal seperti
buah markisa, apel dan alpukat. Jarak hutan pinus dan pasar hanya 1 kilometer.
Di hutan ini, tersedia petualangan menunggang kuda. Untuk sekali tunggangan,
pengunjung hanya perlu merogeh kocek Rp 10.000 untuk mengelilingi area sekitar
hutan pinus. Umumnya, di tempat ini warga menggelar tikar dan menyantap makanan
bersama keluarga di bawah rindangnya hutan pinus.
0 komentar:
Posting Komentar